Hikmah dari sebuah pekerjaan

Bismillaahirrohmaanirrohiim,

Kurang lebih dua bulan yang lalu tepatnya akhir tahun, pertengahan desember 2011 sebulan setelah pernikahan saya. Saya mendapat penawaran kerjasama dari seorang sahabat untuk bersama-sama menangani sebuah proyek kecil-kecilan di beberapa lokasi yang berbeda. Alhamdulillah meskipun dianggap proyek kecil dengan estimasi pendapatan yang tidaklah seberapa tapi hikmah yang saya dapat sangatlah banyak. Bukan soal pendapatan tapi bagaimana melihat dan turut merasakan kehidupan para pekerja dengan berbagai suka dukanya, mendengarkan keluhan-keluhan dan kebahagiaan mereka. 

Sebagai pengawas lapangan bagi saya bukanlah sesuatu yang mudah, selain menangani kebutuhan material, saya juga dipercayakan untuk mengawasi pekerjaan dilokasi tersebut, susah-susah gampang atau gampang-gampang susah (terserah deh mana kalimat yg cocok :D). Persoalan mudah atau sulitnya berada dilapangan sebagai pengawas sebenarnya tergantung dari dasar pengetahuan kita juga, jika mengawasi pekerjaan bangunan gedung yah sudah tentu harus punya dasar soal bangunan gedung juga, setidaknya mengerti metode kerja, tahu apa yang mesti didahulukan agar pekerjaan bisa berjalan dengan baik, pokonya semua tergantung jenis pekerjaan apa yang akan dikerjakan, yang tidak kalah penting bagi seorang pengawas yang mesti dijaga, hati-hati saat memberikan arahan atau saat menegur pekerja/tukang (bisa kena sekop loh..). Pandai-pandai melihat suasana dan menggunakan bahasa yang setidaknya tidak kasar saat kita menegur sebab psikologi pekerja tidak semua sama, salah satunya menegur dengan cara seraya bertukar pendapat, bagi saya cara seperti itu lebih menyenangkan, setidaknya saling menjaga agar pekerjaan berjalan baik. Tegas tidak mesti keras. 

Ada hikmah yang paling berarti bagi saya ketika melihat salah satu pekerja ditempat saya ada seorang wanita (ibu rumah tangga), sebenarnya bukan hanya ibu ini satu-satunya perempuan yang bekerja sebagai kuli, banyak ditempat-tempat lain juga yang melakukan pekerjaan seperti ini bahkan ada yang lebih berat. Lalu saya bertanya kepada si kepala tukang, "siapa ibu itu?, saya baru melihatnya", sambil tersenyum si tukang menjawab "dia istri saya pak, sejak dulu dia juga senang bantu-bantu saya bekerja, pekerjaan yang ringan-ringan saja, beginilah namanya cari uang pak, kami juga berpindah-pindah dari daerah yang satu ke daerah yang lain dimana saja ada pekerjaan, istri saya pasti ikut. Jadi jika istri saya sudah selesai masak dirumah sewa kami, dia datang membantu saya lagi". mendengar sekaligus melihat kehidupan mereka, meskipun pekerjaan kali ini tidaklah berat alias gampang-gampang susah, saya mendapat pelajaran yang amat berharga. Terkhusus kepada ibu tadi, seorang istri yang sangat bersyukur bahkan rela terjun langsung mendampingi suaminya dalam mencari nafkah meskipun harus bersusah-susah mereka juga tampak bahagia. 


Salah satu gambar yang sempat saya abadikan, sayangnya saya tidak sempat mengambil gambar disaat si istri sedang bekerja. Pria yang sedang meratakan dasar (permukaan pasir) adalah suami dari ibu yang tersenyum itu..hehe.. (Susah senang kita arungi bersama cayyang..Ciieee...) 

*Senangkuu... :-)


         





   

Tidak ada komentar:

Posting Komentar